Rizky Aritonang Geram Lihat Pentas Barongan di Pantai Kemangi Tidak Dibubarkan Satgas Covid

         Rizky Aritonang SH, Anggota DPRD Kendal


KENDAL, harian7.com. Rizky Aritonang  anggota DPRD Kendal Jawa Tengah meminta agar Pemda Kendal bersikap adil terhadap masyarakat, jangan terhadap masyarakat kecil yang punya hajatan, Satgas Covid berani membubarkan, tetapi terhadap pentas yang dihadiri pejabat, Satgas tutup mata.


"Satgas Covid-19 jangan tebang pilih dalam menertibkan acara yang berpotensi mengundang kerumunan massa dan melanggar Prokes," ungkapnya.


Legislator yang berangkat dari Dapil V tersebut mengungkapkan bahwa, selama ini di tengah kondisi PPKM level 2, segala bentuk kegiatan yang mengundang kerumunan sering dibubarkan Satgas Covid-19, baik di tingkat kecamatan maupun tingkat desa, seperti pentas seni Barongan. 


Hal tersebut berbanding terbalik dengan pentas seni barongan yang digelar untuk menyambut pejabat di Pantai Indah Kemangi Kecamatan Kangkung diacara peringatan hari Sumpah Pemuda kemarin.


"Kemaren disalah satu warga desa di Weleri juga dibubarkan, saat dia punya hajatan," ucap Ganang biasa di dipanggil dengan geram.


"Lha ini ada Pentas barongan yang dihadiri banyak pejabat dan pihak Kepolisian di Pantai Indah Kemangi, kenapa tidak dibubarkan, padahal terlihat jelas di video maupun di foto yang beredar telah terjadi kerumunan dan mengabaikan Prokes," kata Rizky Aritonang SH kepada harian7.com Jumat (29/10).


Satgas covid-19 yang membiarkan pentas barongan tetap digelar, katanya, menimbulkan banyak aduan dari masyarakat, khususnya para pelaku seni Barongan di wilayah Kecamatan Weleri dan sekitarnya mengadu kepadanya. Warga yang berprofesi pelaku seni tersebut heran pentas barongan yang digelar di Pantai Indah Kemangi tidak dibubarkan.


"Warga banyak mengadu kepada saya, kenapa di sana tidak dibubarkan sedangkan saat pelaku seni barongan menggelar pentas di kampung-kampung langsung dibubarkan. Ini kan jadi menimbulkan kecemburuan sosial," ungkapnya.


Ia menyampaikan, aduan dari warga banyak datang dari warga selama ini, demi menyambung hidup, mereka memberanikan diri menggelar pentas dengan mematuhi Prokes tetapi langsung dibubarkan. Warga hanya bisa menuruti aturan yang diterapkan pemerintah dan tetap Prokes.


"Masyarakat melihat dengan mata kepala sendiri, pentas hiburan barongan di pantai kemangi tetapi tidak dibubarkan," imbuhnya.


Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kendal menegaskan, selama pandemi para pelaku seni banyak kehilangan mata pencaharian sehari-hari, sehingga mereka berharap agar Pemda segera mengijinkan Pelaku seni menggelar Pentas.


"Kalau memang pentas-pentas hiburan semacam itu sudah di ijinkan, silahkan Pemda segera mensosialisasikan kepada masyarakat lewat Camat dan Kades, agar masyarakat tidak iri, cemburu dan salah persepsi," ujar ganang.


"Berikan skema yang jelas, pentas yang diijinkan itu seperti apa, harus bagaimana, saya yakin, pelaku seni dan rakyat akan mematuhi aturan itu, toh selama ini masyarakat sudah sadar Covid," papar ganang.



Terlepas apakah itu pentas tertutup, atau terbuka, Hendaknya Pemerintah bisa menjaga persaan rakyat yang selama ini hidupnya tergantung dari kegiatan pentas.


Sementara itu, Bupati  Dico M Ganinduto yang menghadiri kegiatan tersebut mengatakan bahwa, sebenarnya kegiatan yang digelar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda digelar tertutup dan bukan untuk umum. 


"Kegiatan ini kan sebenarnya berlangsung tertutup dan tidak untuk umum. Namun karena banyak masyarakat yang datang, kita langsung membagikan masker kepada warga. Kita juga sudah standby dan tetap menjaga protokol kesehatan," ujarnya.(*)

0 Komentar